Tuesday, September 7, 2010

makeover si dia tanpa menyinggung perasaanya

Makeover Si Dia Tanpa Menyinggung Perasaannya

Lelaki yang mempunyai cara berpakaian menarik pasti akan terlihat menarik dimata para wanita.


KOMPAS.com - Anda cinta sekali dengan suami Anda, kecuali bahwa... selera berpakaiannya sedikit mengkhawatirkan. Misalnya, suami selalu membeli kemeja berwarna putih karena takut bermain dengan warna dan motif. Atau, ia selalu memakai kaus hitam bergambar band-band rock tahun '90-an, tak peduli sedang nonton konser, kencan fine dining, atau menghadiri seminar.

Anda gemas sekali ingin me-makeover penampilannya, tetapi Anda khawatir ia akan menolak dan berkeras memakai gaya lamanya. Anda juga takut si dia tersinggung dan memicu pertengkaran. Nah, agar tujuan makeover Anda ini berhasil, coba terapkan langkah-langkah berikut ini.

Berikan dukungan yang positif
Misalnya, dengan memberikan pujian ketika si dia mengenakan sesuatu yang Anda sukai. Hal ini bisa mengangkat egonya. Misalnya, Anda suka ketika ia menggulung lengan kemeja kotak-kotaknya hingga ke siku, atau membiarkan kemejanya tidak dimasukkan ke dalam celana. Dengan pujian, ada kemungkinan ia akan mengenakan kemejanya dengan cara seperti itu lagi.

Jangan menertawakannya
Hanya karena cara berpakaiannya tidak sesuai selera Anda (oke, selera kebanyakan), tidak berarti Anda harus merusak keyakinan dirinya kan? Jika ia meminta pendapat Anda mengenai pakaian yang ingin dibelinya, bersikaplah jujur namun sampaikan dengan halus. Anda tidak perlu tertawa terbahak-bahak ketika ia bertanya mengenai kaus dengan model turtle neck atau apapun yang menurut Anda tidak layak dikenakan.

Ajak dia berbelanja bersama
Jika Anda ingin si dia berdandan lebih baik, dalam prosesnya ia juga harus ikut berbelanja. Dengan berbelanja bersama, Anda tidak hanya akan mengatakan bahwa style-nya ketinggalan zaman. Dengan menunjukkan apa yang salah, atau apa yang kurang pas untuk pilihan pakaiannya, di dalam fitting room, jauh lebih baik daripada langsung mendampratnya begitu ia tiba di rumah dengan tas belanjaan. Beri masukan tentang warna, motif, atau potongan celana, yang pas dengan bentuk tubuh atau warna kulitnya.

Jangan menyingkirkan pakaian lamanya
Anda ingat ketika masih berusia 15 tahun, dan ibu Anda menyita rok mini Anda yang dianggapnya terlalu pendek? Anda mungkin sakit hati hingga sekarang. Hal yang sama juga terjadi pada si dia. Membuang pakaiannya tanpa sepengetahuannya akan menyinggung perasaannya. Taruh saja pakaian tersebut di tumpukan terbawah pakaiannya.

Singkirkan pakaiannya yang sudah lapuk
Anda tahu kan, ketika ada t-shirt favoritnya yang dipakainya berulangkali hingga kainnya lapuk dan berlubang-lubang? Mulailah untuk menyeleksi pakaian-pakaiannya, dan minta ia memilih celana panjang atau t-shirt yang sudah mulai aus. Jeans yang tepi bawahnya sudah terkoyak dan kotor karena terlalu sering diinjak, atau kemeja yang bagian kerahnya sudah robek-robek. Sisihkan pakaian yang masih layak dipakai, dan gabungkan dengan pakaian yang baru dibeli. Perlahan, mulai ciptakan style baru untuknya.

Jangan mengambil alih perhatian darinya
Memang, Anda sudah berjasa membentuk gaya berpakaiannya yang baru. Namun, perlukah Anda menerima pujian karena telah bertindak sebagai stylist-nya? Ketika pasangan menerima pujian dari teman-temannya karena penampilan barunya, tak usahlah mengatakan, "Aku yang memilihkan kemeja itu, lho!" Biarkan ia menerima perhatian itu sepenuhnya; justru dengan mendapat pengakuan dari lingkungannya, ia pun akan makin pede dengan gaya barunya.

Seimbangkan kritik dengan pujian
Ketika Anda sedang menemani suami mencari celana panjang, misalnya, lalu ia terpikat dengan celana yang ternyata terlalu pendek, mungkin ia akan bertanya, "Kependekan, ya?" Anda bisa mengatakan, "Iya. Habis kamu tinggi banget, sih!" Tak usah mengomel sambil tak habis pikir mengapa ia masih menanyakan pertanyaan remeh seperti itu. Lebih baik Anda carikan pula kemeja yang pas untuk celana tersebut, dan katakan, "Badanmu kan bagus, pakai aja kemeja yang sedikit ngepas di badan...."

DIN

Editor: Dini

Sumber: Your Tango

No comments: